perjuangan semu
Aku pernah bilang ini berat, Tapi kau bilang hanya sekedar, Aku pernah bilang kalau ini tak
masuk akal, tapi kau kau bilang biar. Aku pernah bilang kalau ini
panggung sandiwara, tapi kau malah senang. ***** ku tahu, kau dulu juga pernah berkoar, seperti kami yang telah hilang
akal. berteriak seakan kau benar. jalanan menjadi tempat
kesetiaan. panas hujan menjadi kawanan. ***** ah, tampaknya jadi orang nomor
1 sungguh enak. seenak angin yang masuk
menjadi dingin kedalam rongga
dada. seenak brownies sundae yang
manis menjadi pelepas dahaga ***** tapi tak seenak ketika kau
duduk manis di singgasana. tak seenak ombak yang menjadi
ganas ketika menghantam
karang, tak seenak hujan jika tak
disambut oleh pelangi. ***** adakah kau pedulikan badai
disana? atau rayap yang perlahan
menggerogoti kursimu. yang selalu kau banggakan itu yang kau dapatkan dengan
menginjak injak yang lain. ***** dulu kita memang pernah
bersama bersumpah dalam keidealisan kaubilang takkan terjun kedalam
lumpur itu. kau bilang semua demi
perjuangan. politik tai kucing yang kau
mainkan, sama dengan yang selalu kau
hina, kau ludahi, kau kritisi, dulu… ***** Ah,,, rupanya kau lebih haus dari
unta di gurun pasir sana… Kau lebih lapar ketimbang
saudara mu di afrika sana.. kau lebih hina dari sekumpulan
zombie2 di sana… Cuma itu kelebihan mu??? ***** kuakui kau hebat dengan segala
retorikamu. kuacungi jempol untuk setiap
kata yang kau muntahkan yang menjadi titah bagi para
pengikutmu. mahluk yang haus kekuasaan. ***** tepuk tangan untuk puisimu
didepan banyak mata yang berharap pada hatimu akh aku sempat lupa memberi
tahu mereka.. bahwa kau tak Berhati ***** Sudah lah kawan, Ini masih senja, Masih lama untuk bersua. Bersua dalam hati yang dingin.. ***** Sehingga, kau kan punya cerita. Cerita yang tak pernah ada dari
pendahulu mu.. sehingga sumpahmu tak kau
makan sendiri.. sehingga kau bisa membuktikan
bahwa kau memang manusia..
sopa
13 tahun yang lalu
